besar
orang Gayo baik yang berdomisili di tanoh Gayo maupun diperantauan
sudah mengetahui makanan dan masakan Gayo ini, hanya sebagai pengingat
dan memberitahukan kepada yang belum mengetahui, bahwasanya Gayo juga
memiliki makanan dan masakan khas tersendiri yang sebagian masakan ini
memakai tumbuhan yang hanya banyak terdapat di Gayo.
Berikut beberapa makanan dan masakan Gayo yang seperti yang di rangkum Lintas Gayo:
1. Gutel, makanan
yang terbuat dari gabungan tepung beras, kelapa parut dan garam ini
sering menjadi kiasan dalam tutur dan bahasa gayo yang dikarenakan
makanan ini bertekstur kaku atau padat (del_gayo) seperti “gutel del
lepat tuli”. dulunya jika membuat gutel tepung beras yang akan dipakai
di tumbuk (tutu-Gayo) didalam lusung kemudian diayak dengan cara di
tenting (pemisahan tepung yang halus dengan kasar menggunakan
niyu/tampah).
Pembuatan
gutel ini tidak begitu sulit, tepung beras yang telah di campur dengan
kelapa parut dan garam kemudian dikepal-kepal ( kemul-Gayo) yang
kemudian dua buah gutel yang sudah di kepal di satukan dengan di ikat
menggunakan daun pandan dalam istilah Gayo gutel seperti ini disebut
gutel ” sara upuh kerung roa” atau sebagian masyarakat ada yang
membungkus dengan menggunakan daun pisang, ni semua tergantung selera
seperti apa.
Gutel sangat enak jika dinikmati di pagi hari atau sore hari dengan dikawani secangkir kopi khas Gayo.
2. Lepat, makanan
yang satu ini ada yang terbuat dari tepung ketan (pulut), labu tanah
(petukel_Gayo) dan ada yang berbahan dari singkong (gadung-Gayo). yang
sering dibuat oleh masyarakat Gayo jika menjelang bulan Ramadhan,
lebaran Idhul Fitri dan Idhul Adha ialah lepat yang berbahan tepung
ketan, karena kebiasaan masyarakat Gayo jika menjelang bulan Ramadhan
atau pun lebaran setiap rumah saling bergantian dan tukar menukar lepat
yang telah dibuatnya, dan ini merupakan kebiasaan yang telah lama ada.
Lepat
yang terbuat dari tepung ketan, tepung ketan yang akan di pakai
terlebih dahulu diaduk menjadi satu dengan menggunakan air gula aren
yang telah dimasak dan kebiasaan orang dulunya tepung ketan itu di aduk
menggunakan manesen (Air aren yang diambil dan langsung dimasak),
sehingga nantinya hasil adukan tepung ketannya akan berwarna coklat.
lepat hampir sama dengan timpan Aceh sama-sama dibungkus dengan
mengunakan daun pisang yang membedakannya ukuran lepat lebih besar dari
timpan Aceh, daun pisang yang digunakan tidak harus daun mudanya serta
inti atau dalaman lepat berisi kelapa yang diparut yang terlebih dahulu
dimasak dengan menggunakan gula aren atau gula pasir biasa.
3. Gegerip, makanan
yang satu ini sudah jarang ada dan dibuat atau dijual oleh masyarakat
gayo yang dikarenakan jarangnya peminat makanan ini mungkin dikarenakan
tekstur makanan ini yang sangat keras dan alot (liet-Gayo).
Gegerip terbuat dari nasi yang dijemur dan dikeringkan yang kemudian dicampur dengan gula merah baru dionseng-onseng sebentar.
4. Brahrum, di
Aceh makanan ini dikenal dengan sebutan bohruhrum atau di pulau jawa
makanan ini disebut onde-onde, tapi di Gayo makanan ini dikenal dengan
sebutan brahrum. makanan yang terbuat dari tepung ketan ini di bentuk
menjadi bulat yang kemudia tengahnya diisi potongan gula aren (gula
tampang- Gayo) dan kemudian direbus di air mendidih jika sudah terapung
berarti makanan ini telah masak yang kemudian di lumuri dengan parutan
kelapa.
4. Apam, makanan
yang mungkin di seluruh pelosok indonesia mengenalnya dengan sebutan
serabi, di Gayo serabi dikenal dengan sebuatan apam dan biasanya dimakan
dengan menggunakan santan yang telah dimasak dan dicampurka gula biar
terasa manis.
5. Masam jeing, masakan
yang tidak asing di telinga dan lidah orang Gayo maupun pendatang yang
telah merasakan betapa dahsyatnya cita rasa masakan ini. masakan khas
Gayo ini adalah masakan yang merupakan gabungan beberapa sayuran seperti
kentang, labu siam (buah jepang-Gayo), kacang koro, jamur, dan
lain-lain tergantung selera penikmat masakan ini. ada sebagian penikmat
masakan ini menjadikan ikan yang dimasam jeing seperti ikan jaher
(mujahir/ Nila), ikan bawal, dan bandang. bumbu yang digunakan inilah
yang membuat masakan ini semakin terasa selain cabe merah, bawang merah,
kunyit, garam dan terasi ada empan (tanaman hutan yang saat ini tengah
dibudidayakan yang jika dimakan akan terasa kebas di lidah), gegarang
(tanaman yang menjadi tanaman wajib setiap rumah orang Gayo, tumbuhan
yang hidup seperti rumput dan jika dicium punya bau tersendiri) dan
terong padul (tomat cherry) tanpa lupa diberi percikan air jeruk sayur
(bukan jeruk lemon atau nipis karena akan menghilangkan cita rasanya).
6. Pengat, bumbu
masakan ini tidak jauh berbeda dengan Masam jeing yang membedakannya
adalah pengat dimasak dan disajikan tanpa kuah seperti masam jeing,
masakan ini dikeringkan dan lebih enak jika ikan atau sayur yang dimasak
pengat dimasak diatas bejana terbuat dari tanah (belanga tanoh-Gayo)
dan dimasak diatas kayu api. ikan yang sering dipengat masyarakat gayo
adalah ikan-ikan yang berasal dari danau Laut tawar seperti depik,
mujahir dan lain-lain.
7. Dedah, masakan
yang satu ini mengunakan ikan dan kebiasaan orang Gayo ikan yang
didedah itu adalah ikan depik rajikan bumbunya sangat sederhana yang
terdiri kunyit, bawang merah yang keduanya dihaluskan, empan, gegarang
dan percikan jeruk sayur tanpa lupa membubuhkan belahan cabe hijau.
8. Tenaruh dedah.
Tenaruh (telur) yang digunakan adalah telur bebek, yang dimasak di atas
daun pisang dengan hanya menambahkan bawang merah, garam dan jeruk
sayur tanpa menggunakan minyak goreng atau air namun hanya di
onseng-onseng di atas daun pisang tersebut
9. Cecah, makanan/masakan
ini dijadikan pelengkap saat makan dengan sayur yang di rebus seperti
pujuk jepang, daun ubi, dan lain-lain. cecah bisa meningkatkan selera
makan, di Gayo ada cecah yang di makan dengan sayur rebus biasanya cecah
trong agur (terong belanda), cecah trong padul (tomat cherry) dibuat
tanpa proses dimasak.
10. Cecah Ries,
cecah yang ini berbeda dengan cecah yang sebelumnya, cecah ini adalah
masakan yang terdiri dari Ayam atau burung yang dipanggang yang kemudia
dagingnya disuir-suir, ditambahkan batang pisang bagian paling dalamnya,
merica, ketumbar, bawang merah, bawang putih, garam, jeruk sayur dan
kelapa gonseng yang dihaluskan.
11. Cecah reraya atau cecah kekulit.
Kenapa di sebut dengan cecah reraya karena masakan yang satu ini sering
di buat masyarakat gayo saat menjelang bulan ramadhan, Lebaran Idhul
Fitri dan Adha. bumbu yang dipakai hampir sama dengan cecah ries namun
cecah reraya tidak memakai batang pisang dan ayam atau burung yang
dipanggang namun terdiri dari kulit kerbau atau lembu yang sudah di
bakar dan dibersihkan, hati dan jantung kerbau, danging kerbau, sere,
lengkuas dan diberikan perasan pati dari uweng (batang pohon hutan yang
hidup di Gayo yang rasanya kelat).
Jika
ingin merasakan masakan dan makanan khas Gayo ini bisa dan sangat mudah
di jumpai di daerah Takengon banyak rumah makan yang menyediakan
masakan ini seperti di Cafe Batas kota daerah Paya tumpi dan makanan
Gayo bisa didapat di pasar tradisional Takengon yang buka setiap pagi
muali jam 04.00 Wib pagi sampai 10.00 Wib menjelang siang.
Menurut
inen Nur yang merupakan penjual makanan khas Gayo ini, dia telah
memiliki pembeli tetap setiap paginya dan pembelinya tidak hanya
orang-orang Gayo namun banyak juga dari bukan orang Gayo bahkan dari
orang-orang China yang tinggal di Takengon juga ada.
0 Response to "makanan khas gayo"
Posting Komentar